Deteksi Kanker Payudara dengan SADARI, Apa Itu?

22 April 2022 12:00

GenPI.co Kaltim - Para wanita disarankan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai bagian dari deteksi kanker payudara.

Dokter Spesialis Bedah Onkologi dr. Maria Kristina Siswandari mengatakan SADARI bisa dilakukan salah satunya dalam posisi berbaring.

Dia mengatakan deteksi dini kanker payudara sangat penting.

BACA JUGA:  5 Tips Ampuh Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut saat Puasa

Sebab, kebanyakan pasien datang dalam stadium lokal lanjut dan bila begini maka angka harapan hidupnya akan jauh turun.

Kanker meski ganas, kata dia, jika dideteksi lebih awal maka bisa dilakukan suatu pengobatan, artinya dapat menyembuhkan.

BACA JUGA:  Kamu Bisa Lakukan 4 Tips Ini untuk Jaga Kesehatan Gigi saat Puasa

"Meraba payudara dengan syarat posisi harus berbaring. Kalau bisa punggungnya diganjal dengan bantal yang tipis," ujar dia yang berpraktik di RSPI - Puri Indah itu dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis (21/04/2022).

Merujuk Mayo Clinic, saat berbaring, jaringan payudara menyebar, membuatnya lebih tipis dan lebih mudah untuk dirasakan.

BACA JUGA:  Mengonsumsi Telur Mentah Buruk untuk Kesehatan, Kata Dokter

Bila bagian payudara kanan yang akan Anda diperiksa, maka angkat lengan kanan lalu rabalah dengan tangan kiri menggunakan tiga jari yakni telunjuk, tengah dan manis. Lalu lakukan hal sebaliknya saat pemeriksaan payudara kiri.

"Seluruh bagian payudara harus diraba misalnya dengan gerakan melingkar atau zig zag sehingga seluruh permukaan teraba. Tidak usah ditekan terlalu keras, cukup dengan ringan," saran Kristina.

Selain sembari berbaring, dia juga menyarankan wanita melakukan SADARI di depan cermin untuk mencari ada tidaknya penonjolan, puting masuk ke dalam, atau lesung di payudara, gambaran payudara seperti kulit jeruk.

"Posisi sambil tangan ke atas, lalu di pinggang. Semua yang teraba benjol mengkhawatirkan sehingga kita perlu pemeriksaan lanjutan," kata dia.

Wanita berusia di atas 20 tahun disarankan melakukan SADARI sebulan sekali pada hari kedua atau ketiga sesudah menstruasi. Mereka yang berada dalam rentang usia 20-40 tahun sebaiknya setiap tiga tahun juga memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan ke dokter menjadi satu tahun sekali untuk wanita berusia di atas 40 tahun.

Kristina mengatakan, bagi mereka yang punya riwayat keluarga kanker payudara, maka memerlukan pemeriksaan fisik oleh dokter lebih sering dan pemeriksaan mamografi secara periodik sebelum usia 50 tahun.

SADARI diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan bentuk payudara atau adanya kelainan dan hasil pemeriksaan perlu dikonfirmasikan dengan pemeriksaan penunjang.

"Orang pertama kali berobat biasanya saat menemukan benjolan. Jangan takut dulu, karena benjolan bisa tumor jinak atau ganas. Kalau jinak tidak akan menyebar dan tak berbahaya," kata dia.

Kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi setelah kanker leher rahim dengan sebanyak 23.140 kasus baru setiap tahun.(ant) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM