Puasa dari Media Sosial Sepekan Bisa Kurangi Depresi?

17 Mei 2022 07:00

GenPI.co Kaltim - Puasa dari media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram dalam sepekan bisa mengurangi depresi dan kecemasan. 

Selain itu, cara tersebut juga bisa meningkatkan kesehatan mental. 

Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jeff Lambert bersama timnya dari Universitas Bath.

BACA JUGA:  BMKG: 14 Titik Panas Terdeteksi di Kalimantan Timur

Dalam penelitian itu, mereka secara acak membagi dua kelompok pada 154 pengguna media sosial harian antara usia 18 dan 72 tahun.

Kelompok pertama diminta untuk menahan diri menggunakan media sosial selama satu minggu, sementara kelompok kedua diizinkan untuk melanjutkan bermedia sosial seperti biasa. ​

BACA JUGA:  Beredar di Media Sosial Isu Minyak Goreng Kosong di Kaltim

Direktur Program DSW di Tulane University School of Social Work Dr. Tonya Cross Hansel mengatakan hasil penelitian tersebut menjadi sangat penting mengingat pandemi.

Menurutnya, kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan telah menurun selama beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA:  Borneo FC Deal dengan Sayap Eks Liga Korea, Kata Media Asing

"Hal tersebut ditambah dengan kondisi medis sebelumnya, pengalaman kesedihan dan kehilangan, serta kondisi tenaga kesehatan yang sangat rentan,” kata Hansel, dikutip dari Healthline pada Senin (16/05/2022).

Media sosial, kata dia, memainkan peran positif saat pandemi karena menyediakan cara bagi orang-orang untuk tetap terhubung.

Namun di sisi lain media sosial juga telah memperburuk kondisi negatif yang sudah ada sebelumnya.

“Misalnya, identitas digital palsu serta perbandingan terus-menerus dengan kehidupan palsu, hal tersebut dapat menumbuhkan perasaan sedih karena menganggap dirinya tidak sesuai standar,” katanya.

Dia juga menunjukkan bahwa perundungan di media sosial dan waktu menatap layar yang berlebihan juga dapat menyebabkan kesehatan mental yang lebih buruk.

Hansel mengatakan jika pengguna merasa bahwa media sosial tidak bermanfaat atau pengguna merasa suasana hati memburuk setelah menggunakan media sosial, hal tersebut bisa menjadi indikator perlunya istirahat sejenak.

“Demikian pula jika media sosial tidak membuat Anda merasakan kedamaian, harapan, atau kegembiraan—inilah saatnya untuk bertukar pikiran jika ada cara lain yang lebih baik untuk menginvestasikan waktu Anda,” katanya.

Untuk mengatasi perasaan negatif yang timbul dari bermedia sosial, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan durasi penggunaan media sosial yang tepat bagi diri sendiri.

Hansel menyarankan agar pengguna memeriksa kembali manfaat media sosial bagi dirinya sendiri.

Jika media sosial menjadi cara pengguna untuk mendapatkan berita, maka hendaknya cari cara atau sumber lain untuk menggapai berita.

Jika media sosial menjadi cara pengguna tetap terhubung dengan orang lain, Hansel menyarankan untuk menelepon teman dan keluarga.

Jika media sosial menjadi alasan perawatan diri, maka cari alternatif lain seperti melakukan olahraga atau hobi baru.

“Pada akhirnya, pertimbangkanlah media sosial. Terkadang penarikan total menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui bagaimana rehat media sosial dapat memberi Anda kegembiraan dan mempengaruhi kesehatan mental Anda,” katanya.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM