Jumlah Kasus Tekanan Darah Tinggi Terus Naik, Apa Sebabnya?

19 Mei 2022 15:00

GenPI.co Kaltim - Jumlah kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyebabnya, karena faktor risiko yang tidak terkontrol.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp.JP(K).

Dia menjelaskan faktor risiko hipertensi adalah diabetes, obesitas atau kegemukan, hingga konsumsi garam berlebih.

BACA JUGA:  Cara Menjaga Tekanan Darah Normal dan Tips Hindari Darah Tinggi

Kasus penyakit tersebut tidak pernah menurun sehingga diikuti meningkatnya kasus hipertensi.

Faktor risiko juga termasuk kolesterol, konsumsi alkohol yang berlebihan, gangguan tidur sleep apnea, dan sebagainya.

BACA JUGA:  Lengkap, Angka Tekanan Darah Normal dari Bayi, Dewasa, hingga Tua

“Hal-hal seperti itu yang harus kita kendalikan supaya prevalensinya turun, beban negara tidak tinggi, uangnya bisa dipergunakan untuk hal lain. Bagi masyarakatnya sendiri juga terhindar dari kemungkinan penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke,” katanya.

Dia mengatakan setiap peningkatan tekanan darah 20/10 mmHg yang dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, maka kematian akibat stroke, jantung koroner, dan gagal ginjal akan naik lebih dari dua kali.

BACA JUGA:  Tekanan Darah Bakal Meningkat Tajam Seiring Bertambahnya Usia

“Semua masalah tiga penyakit tadi tidak hanya dimulai pada saat hipertensi. Pada saat hipertensi memang meningkat tajam itu benar, tetapi tidak berarti ketika tidak hipertensi itu tidak meningkat,” katanya.

Tahun ini, peringatan Hari Hipertensi Sedunia mengangkat tema “Ukur tekanan darah Anda secara akurat, kendalikan dan hidup berkualitas lebih lama”.

Erwinanto mengatakan bahwa tema Hari Hipertensi tidak berubah dari tahun ke tahun, alasannya karena prevalensi atau jumlah penyandang hipertensi di dunia, tidak hanya di Indonesia, tidak menurun.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 diperkirakan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen atau sekitar 63.309.620 orang di Indonesia terkena hipertensi.

Secara nasional, prevalensi hipertensi menunjukkan kecenderungan peningkatan dari Riskesdas tahun 2007 hingga 2018 yang didasarkan pada tiga jenis metode yaitu diagnosis, konsumsi obat, dan pengukuran.

Erwinanto menekankan bahwa kata “kendalikan” yang tertulis pada tema Hari Hipertensi Dunia menjadi kata kunci yang perlu diperhatikan.(ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM