Penyakit Ginjal Juga Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Penjelasnnya

09 Maret 2022 18:00

GenPI.co Kaltim - Mereka yang masih berusia muda juga bisa terancam dengan penyakit ginjal.

Penyebabnya salah satunya yakni adanya penyakit bawaan.

"Gangguan ginjal pada usia yang sangat muda biasanya terkait dengan penyakit bawaan,"  Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Aida Lydia.

BACA JUGA:  Catat, Ini Manfaat Air Kelapa untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Dia mengatakan, misalnya usia sekolah dasar yang paling banyak dijumpai adalah glomerulonefritis (GN).

Glomerulonefritis merupakan gangguan ginjal yang disebabkan karena reaksi radang pada ginjal.

BACA JUGA:  Anak Kos Wajib Tahu, Ini Tips Makan Kenyang, Sehat, dan Hemat

Penyebabnya dapat berbagai macam antara lain karena didahului infeksi, faktor keturunan, paparan dengan sesuatu dari lingkungan dan lainnya.

Selain itu, penyakit ginjal juga dikaitkan dengan gaya hidup tak sehat sehingga memunculkan penyakit seperti hipertensi, diabetes dan obesitas sebagai penyumbang terbesar pada terjadinya gagal ginjal.

BACA JUGA:  Jangan Diremehkan, Kesehatan Mental Remaja Perlu Diperhatikan

Gaya hidup tak sehat ini mencakup kebiasaan merokok, kurang aktif bergerak, diet tinggi gula, garam dan lemak, kemudian stres dan kurangnya waktu beristirahat.

Gaya hidup menjadi faktor risiko penyakit ginjal kronik (PGK) yang tinggi di masyarakat.

"Hipertensi didapatkan 34,1 persen, diabetes 10,9 persen dan obesitas 21,8 persen. Angka merokok juga tinggi 28,8 persen, ini faktor risiko PGK," kata Aida.

Pada awal perjalanan penyakit PGK umumnya tidak ada gejala, berbagai keluhan baru dirasakan bila penyakit sudah lanjut.

Di Indonesia, prevalensi PGK semakin meningkat setiap tahun.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi PGK yakni 0,38 persen atau naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2013 yang tercatat 0,2 persen.

Sementara itu, data registri Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2006 menunjukkan, prevalensi PGK bahkan sudah mencapai 12,5 persen.

Menurut Aida, kemungkinan kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan ginjal menjadi salah satu penyebab kenapa pada umumnya pasien sering terlambat berobat dan sering datang dalam kondisi yang sudah lanjut.

Padahal, gangguan ginjal dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, diagnosis dini dan tatalaksana yang optimal agar pasien tidak sampai mengalami gagal ginjal.

"Rendahnya pengetahuan dan rendahnya literasi kesehatan di masyarakat turut berperan terhadap tingginya angka penyakit ginjal karena tidak mengetahui bagamana kesehatan ginjalnya," ujar Aida.

Menurut dia, literasi kesehatan pada semua kalangan menjadi kunci yang dapat meningkatkan kewaspadaan kesehatan ginjal dan keberhasilan program kesehatan pemerintah.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM