Cek Faktanya, Benarkah Konsumsi Tempe Memperburuk Sakit Ginjal?

20 Maret 2022 04:00

GenPI.co Kaltim - Beredar informasi di masyarakat bahwa mengonsumsi tempe bisa memperburuk penyakit ginjal kronik.

Namun dari hasil cek fakta ternyata informasi tersebut salah dan tak benar.

Bantahan tersebut disampaikan oleh dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Anna Maurina Singal.

BACA JUGA:  Kasus Covid-19 di Kaltim Masih Naik Turun, Namun Ada Kabar Baik

Dia mengatakan kedelai sebagai bahan baku tempe mengandung isoflavon yang dapat membantu memperlambat progresivitas perburukan derajat gagal ginjal.

"Kedelai sering dianggap menjadi salah satu bahan makanan yang tidak baik untuk ginjal. Padahal kedelai mengandung isoflavon yang justru dapat membantu memperlambat progresivitas perburukan derajat gagal ginjal kronik," kata dia.

BACA JUGA:  Jangan Diremehkan, Kesehatan Mental Remaja Perlu Diperhatikan

Kedelai, kata dia, juga dapat membantu menjaga status nutrisi pada pasien dengan dialisis.

Dia tak melarang konsumsi kedelai, namun sebaiknya pasien perlu memperhatikan jumlah asupannya.

BACA JUGA:  Embung Seluas Ini Akan Dibangun di Mentawir, untuk Apa?

Selain tempe, sayuran hijau yang sebagian mengandung kalium juga kerap diangggap dapat memburuk kondisi masalah ginjal.

Anna memberikan tips pengolahan sayur yang aman antara lain: mengupas dan memasukkannya ke dalam air dingin agar tidak menggelap, mengirisnya setebal kurang lebih 1/8 inci.

Setelah itu, bilas sayur dengan air hangat selama beberapa detik, rendam selama minimal dua jam dalam air hangat.

"Gunakan sepuluh kali jumlah air untuk jumlah sayuran. Jika perendaman lebih lama, ganti air setiap empat jam," tutur dia.

Selanjutnya, bilas sayuran dengan air hangat lagi selama beberapa detik dan masak sayuran dengan jumlah air lima kali lipat dari jumlah sayuran.

“Batasan asupan buah dan sayur sifatnya sangat individual pada tiap pasien, sehingga penting untuk disesuaikan dengan kadar kalium darah," kata Anna.

Anna mengingatkan, organ ginjal berfungsi mengeluarkan zat sisa dalam tubuh seperti urea dan amonia.

Jika ginjal bermasalah, akhirnya zat sisa ini akan tertahan dan mengakibatkan terjadinya gangguan metabolik.

Pada mereka yang sudah terkena gagal ginjal, maka berisiko tinggi mengalami malnutrisi protein energy wasting (PEW). Malnutrisi ini dapat mengakibatkan meningkatnya progresifitas derajat gagal ginjal kronik.

Oleh karena itu, pengaturan diet bagi pasien gagal ginjal kronik sangatlah penting.

Anna lalu menyebutkan beberapa hal yang penting diperhatikan bagi pasien gagal ginjal kronik yakni memantau dan mengetahui kondisi terkini fungsi ginjal dan metabolik terkait.

Kemudian memenuhi kebutuhan kalori sesuai dengan kondisi terkini, memenuhi kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral sesuai dengan kondisi terkini dan aktif dalam melakukan aktivitas fisik.

"Tiap pasien memiliki kondisi fungsi ginjal masing-masing, sehingga penting untuk melakukan cek lab secara rutin," katanya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin
sakit ginjal   tempe   kesehatan   cek fakta   hoax  

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM