Banyak yang Salah dengan Cara Sikat Gigi, Simak Kata Dokter Ini

23 Maret 2022 10:00

GenPI.co Kaltim - Masyarakat Indonesia sudah banyak yang memiliki kebiasaan menyikat gigi, namun banyak yang masih keliru dalam dalam penerapannya.

Bahkan dari Riskesdas 2018, dari 94,7 persen masyarakat yang memiliki kebiasaan menyikat gigi setiap hari, hanya 2,8 persen yang telah menyikat gigi dengan benar.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) drg. Usman Sumantri mengatakan waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.

BACA JUGA:  Covid-19 Terkini Kaltim, Ada Ucap Syukur dari Dinas Kesehatan

"Kebanyakan orang itu bangun tidur, sikat gigi, sarapan, berangkat ke sekolah atau ke kantor. Begitu juga mau mandi sore, dia sikat gigi," katanya.

Padahal, kata dia, seharusnya sikat gigi dilakukan sebelum tidur.

BACA JUGA:  Catat, Ini Manfaat Air Kelapa untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

"Ini yang memang mesti diubah, perilaku orang sehingga kesehatan giginya bisa dipertahankan," kata Usman.

Selain permasalahan ketepatan waktu menyikat gigi, Usman juga menyoroti perbedaan pemahaman mengenai definisi "sakit gigi" antara praktisi kesehatan dengan masyarakat.

BACA JUGA:  Jangan Diremehkan, Kesehatan Mental Remaja Perlu Diperhatikan

Dia mengatakan saat ini masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa sakit gigi berarti ketika sudah dalam kondisi berdenyut-denyut.

"Kami menganggap gigi berlubang sedikit saja itu sudah 'sakit'. Sudah gejala-gejala perubahan pada warna gigi, mungkin ada spot-spot, itu sudah menunjukkan ke arah karies," ujar Usman.

Kesehatan gigi, kata Usman, sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup hingga rasa percaya diri terkait penampilan seseorang.

"Belum lagi masalah estetikanya. Jadi kalau sudah banyak gigi hilang, otot-otot wajah juga akan terpengaruh, akan turun. Dan itu, barangkali mempercepat orang terlihat lebih tua dari umur sebenarnya," katanya.

Apabila kesehatan gigi terganggu, maka fungsi pengunyahan juga ikut terganggu sehingga dapat memicu masalah pada sistem pencernaan seseorang.

"Akibat terganggu fungsi pengunyahan, maka pencernaan menjadi berat, absorpsi makanan juga akan terganggu. Jadi ke mana-mana efek dari orang kehilangan gigi, selain pengunyahan terganggu," ujar Usman.

Oleh sebab itu, Usman menekankan pentingnya pencegahan sejak dini agar kesehatan gigi tetap terjaga hingga usia tua dan jangan menunggu hingga sakit gigi baru pergi ke dokter.

Dia juga menggarisbawahi pentingnya mengampanyekan edukasi dan promosi kesehatan gigi yang dilakukan di sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar.

Melalui program seperti ini, diharapkan dapat mengubah perilaku sejak dini untuk selalu menjaga kesehatan gigi dengan benar.

"Mudah-mudahan dengan begini, kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia akan semakin bagus," tuturnya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM