Nih Dampak Larangan Ekspor Sawit bagi Kaltim dan Petani

Nih Dampak Larangan Ekspor Sawit bagi Kaltim dan Petani - GenPI.co KALTIM
Ada dampak luar biasa terhadap pasokan sawit setelah adanya kebijakan memberhentikan ekspor sawit ke luar negeri khususnya China dan India. Foto: ANTARA.

GenPI.co Kaltim - Ada dampak luar biasa terhadap pasokan sawit setelah adanya kebijakan memberhentikan ekspor sawit ke luar negeri khususnya China dan India.

Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Muhammad Ikbal mengatakan dampak  yang dimaksud yakni Indonesia akan kelebihan 32 juta ton sawit.

Dia mengatakan, saat ini produksi sawit dalam negeri itu sekitar 50 juta ton. Sementara itu, Domestic Market Obligation (DMO) hanya 18 juta ton yang terbagi di beberapa industri termasuk biosolar dan minyak goreng.

BACA JUGA:  Harga Sawit di Kaltim Juga Turun, Petani Beberkan Penyebabnya

"Selebihnya, Indonesia akan kelebihan produksi sekitar 32 juta ton. Ini yang menjadi masalah karena sawit sifatnya harus dipanen dan harus diproduksi," katanya, Kamis (28/04/2022).

Kebijakan itu, kata dia, membuat petani sawit di Kaltim mengalami penurunan harga sehingga tidak bisa menjual dan mengakibatkan rendahnya pendapatan.

BACA JUGA:  Kaltim Target 2.240 Hektare Kebun Sawit Rakyat Diremajakan

"Pada akhirnya nanti akan mengalami degradasi pada daya beli masyarakat khususnya petani sawit. Kalau pekebun besar mereka punya modal untuk bertahan," ungkapnya.

Dosen Akuntansi FEB Unmul itu meyakini, kebijakan pemerintah tersebut dalam rangka melakukan aksi dari sisi pasokan. Artinya, ketika pasokannya lebih banyak maka mampu menekan harga minyak goreng dalam negeri.

BACA JUGA:  Perusahaan Pengolahan Sawit di Paser Ini Diduga Cemari Lingkungan

"Pemerintah juga sudah berjanji kebijakan ini hanya dalam waktu singkat, sekitar 20 hari sampai dua bulan. Setelah harga dalam negeri kembali stabil maka ekspor akan dibuka kembali," paparnya.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya