Sudah Saatnya Kaltim Tidak Hanya Ekspor Bahan Baku

05 Mei 2022 16:00

GenPI.co Kaltim - Kalimantan Timur dinilai sudah saatnya tidak hanya menjual atau ekspor bahan baku (raw material). Tetapi harus mengubah strategi menjual produk jadi atau minimal produk setengah jadi.

Hal itu harapannya agar memiliki nilai tambah berlipat bagi daerah.

"Ini menjadi PR besar kami untuk hilirisasi. kami akan menuju ke sana," kata Sekda Kaltim Sri Wahyuni, Kamis (05/05/2022).

BACA JUGA:  Cara Membayar Pajak Kendaraan di Kaltim, Cukup Lewat Aplikasi

Sri Wahyuni menyebutkan contoh mangrove. Kaltim sebenarnya memiliki mangrove yang sudah dibudidayakan. T

api selanjutnya, bagaimana budidaya dari turunan mangrove dan hasil perkebunan lainnya itu bisa bertemu dengan pasar.

BACA JUGA:  Pemburu di Kaltim Alami Luka Tembak di Punggung, Kok Bisa?

Saat ini sudah ada hilirisasi, tapi konsumen Kaltim masih lokal. Untuk bisa mencapai konsumen regional, nasional bahkan internasional, maka standar dan kualitas harus terus ditingkatkan.

"Misalnya, di Sulawesi dan Jawa mangrove sudah bisa menjadi teh, bahkan sudah dikonsumsi menjadi barang ekspor," ungkapnya.

BACA JUGA:  Hepatitis Misterius Ditemukan di Jakarta, Bagaimana Kaltim?

Kaltim juga punya potensi mangrove yang besar. Namun hingga saat ini belum banyak yang menjadikan mangrove sebagai bahan baku teh.

Mangrove juga memiliki potensi untuk menjadi minuman herbal dan kesehatan yang juga berpotensi ekspor.

"Tidak menutup kemungkinan nanti akan kita jembatani Kaltim dan Sulawesi," kata Sri.

Misalnya Sulawesi sudah punya pintu masuk ekspor, Kaltim bisa kerjasama untuk memasok mangrove lewat mereka. Ini juga akan mendorong produktivitas daerah dalam bidang ekonomi.

Dia melanjutkan, semua budidaya perkebunan dan pertanian harus dipetakan pasarnya. Bila pasar lebih luas maka demand (permintaan) akan semakin banyak.

Jika demand meningkat, maka pelaku usaha juga akan semakin bersemangat untuk menggerakkan produksi.

"Produksi bergerak memerlukan tenaga kerja, bahan baku yang diperlukan juga lebih banyak sehingga secara langsung akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," beber Sri.

Lebih dari itu, sebagai Sekda baru, Sri Wahyuni juga akan melihat lagi peluang untuk hilirisasi industri produk batu bara dan kelapa sawit misalnya.

"Saya akan melihat dulu potensi-potensi yang sudah ada. Saya akan pelajari lagi. Yang pasti kita akan melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo untuk hilirisasi industri tersebut," tegas Sri Wahyuni.

Sementara untuk industri pengolahan minyak goreng dari kelapa sawit di Kaltim baru ada tiga. Satu di Bontang dan dua di Balikpapan.

Sedangkan untuk hilirisasi industri batu bara rencananya akan dibangun tidak jauh dari Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Kutai Timur.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM