Desa di Kaltim Ini Keren, Awalnya 50 Sapi, Lalu Jadi 100 Ekor

12 Mei 2022 00:00

GenPI.co Kaltim - Peternak di Desa Labangka Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara, terbilang sukses mengembangkan bantuan sapi dari Kementerian Pertanian. Pada 2015 lalu, mereka berhasil mengembangkan 50 ekor menjadi 100 ekor sapi.

Kemudian tahun 2018 kembali dibantu 15 ekor yang sekarang berkembang menjadi 25 ekor.

Terkait keberhasilan itu, para peternak di desa ini kembali mendapat bantuan 200 sapi dari Kementerian Pertanian.

BACA JUGA:  Alasan PSIS Semarang Tebus Kontrak Wawan Febrianto dari Borneo FC

Sapi tersebut untuk mencukupi kebutuhan pangan dan menambah pendapatan warga.

"200 ekor sapi kami terima Januari tahun ini dan sebagian sudah ada yang melahirkan, bahkan yang untuk penggemukan sudah siap jual untuk Idul Adha mendatang," ujar Kepala Desa Labangka Barat, Joko Sadyono, Rabu (11/05/2022).

BACA JUGA:  Perannya Sangat Penting di Kaltim, Namun Jumlahnya Masih Kurang

Dia mengatakan ada dua program bantuan yakni sebanyak 100 ekor merupakan sapi untuk pengembangan yang sebagian sudah melahirkan setelah diterima peternak.

Kemudian yang 100 ekor lagi merupakan sapi untuk penggemukan.

BACA JUGA:  Dulu Tunjangan Guru di Kaltim Rp300 Ribu, Sekarang Sudah Rp1 Juta

Untuk sapi program penggemukan, kata dia, begitu terjual, maka peternak harus membeli bakalan baru untuk digemukkan lagi dan begitu seterusnya.

"Sehingga warga setempat bisa merasakan daging sapi produksi lokal, sementara peternak menjadi sejahtera," kata dia.

Jumlah penerima 200 ekor sapi tersebut sebanyak 42 kepala keluarga (KK), karena dari program ini tidak diwajibkan per KK menerima sekian ekor.

Namun yang diutamakan adalah komitmen dan kemampuan merawat jumlah sapi yang dibuktikan dengan syarat yang ditentukan.

Bantuan dari Kementan, katanya, bukan hanya hewan ternaknya, tapi juga kandang dan pakan konsentrat selama tiga bulan.

Sedangkan untuk pakan hijau atau rerumputan tersedia banyak di Labangka Barat karena desa ini mayoritas merupakan lahan pertanian.

"Lahan di desa kami mayoritas adalah persawahan, namun setelah panen padi, jeraminya tidak untuk pakan sapi karena jerami diaduk dengan lahan sawah untuk menyuburkan tanah, jadi untuk pakan sapi adalah rumput unggul yang banyak di sawah dan sekitarnya," kata Joko.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM