IKN Diprediksi Dihuni 4 Juta Jiwa, Peluang Pertanian Menjanjikan

12 Mei 2022 11:00

GenPI.co Kaltim - Jumlah penduduk yang akan tinggal di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara diprediksi sebanyak 4 juta. Terkait itu, pertanian menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budi Satrio Djiwandono. Dia mengajak para petani di Kaltim bersiap menghadapi pindahnya IKN ini.

Menurutnya, semua penduduk baru yang tinggal di IKN Nusantara pasti butuh makan.

BACA JUGA:  Beredar Narasi Dana Haji untuk Pembangunan IKN, Cek Faktanya

"Sehingga petani Kaltim harus mempersiapkan diri dari sekarang," ujarnya saat pertemuan dengan perwakilan petani Kaltim, Rabu (11/05/2022).

Jumlah 4 juta tersebut belum termasuk penduduk Kaltim yang saat ini sekitar 3,77 juta jiwa.

BACA JUGA:  Kabar Covid-19 Indonesia, di Kaltim Grafiknya Melandai

Dari jumlah penduduk Kaltim saat ini saja, petani Kaltim belum mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat setempat, apalagi jika jumlah penduduk ini terus bertambah.

Akibatnya, bahan pangan Kaltim baik dari produk pertanian maupun peternakan masih didatangkan dari luar daerah, seperti dari Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

BACA JUGA:  Tim Transisi IKN Rapat Perdana, Apa Hasilnya?

"Dengan disahkan Kaltim sebagai lokasi IKN Nusantara, maka ketahanan pangan setempat harus disiapkan sejak kini, karena jika IKN terbangun sesuai rencana, maka akan ada jutaan jiwa yang perlu makan, minum, dan kebutuhan lain," katanya.

Dia mengatakan soal makanan sebua pasti membutuhkan dan tidak bisa ditunda. 

Berbeda dengan kebutuhan lain seperti televisi yang masih bisa ditunda.

"Anak perlu baju baru bisa ditunda, tapi kalau anak menangis minta makan, maka itu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi," kata dia.

Hal ini menjadi peluang besar bagi petani Kaltim untuk mengembangkan berbagai tanaman pangan baik padi, jagung, kedelai, buah-buahan, dan berbagai jenis sayur, sehingga ia yang merupakan wakil Kaltim siap membantu dari sisi anggaran.

"Percuma membangun kota megah, hijau, dan modern, tetapi tidak dapat memenuhi pangan masyarakat," katanya.

Dia mendorong mendorong petani Kaltim, termasuk petani milenial terus mengembangkan diri dalam membangun ketahanan pangan di Kaltim hingga siap menghadapi pindahnya IKN.

Dia mengaku prihatin dengan pertanian di Indonesia, karena potensinya luar biasa yang didukung dengan luasnya lahan, namun belum dapat dimanfaatkan maksimal akibat salah satunya terkendala sumber daya manusia yang minim terjun sebagai petani.

"Kita masih impor bahan pangan seperti kedelai, bawang putih, daging sapi, beras premium, bahkan jagung. Saya berharap pertemuan ini dapat tercipta sinergi agar saya dapat memberikan porsi APBN untuk pertanian Kaltim yang lebih berimbang," ucap Budi.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM