500 Sapi di Balikpapan Diperiksa terkait PMK, Apa Hasilnya?

15 Mei 2022 14:00

GenPI.co Kaltim - Sekitar 500 ekor sapi di wilayah Balikpapan diperiksa oleh  Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan setempat. Pemeriksaan ini untuk melihat adanya tanda-tanda penyakit mulut dan kaki (PMK).

Dari pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda PMK pada hewan ternak ini.

Ketika ditemukan, pihaknya akan langsung memberinya vitamin dan antibodi.

BACA JUGA:  Update! Harga Minyak Goreng Curah di Kaltim Turun Drastis

“Kalau ada tanda-tanda hewan ternak itu terkena penyakit mulut dan kuku (PMK), langsung kami kasih vitamin dan suntikan antibodi,” kata Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Heria Prisni, Sabtu (14/05/2022).

Dia memastikan tidak ditemukan PMK dari penampakan visual, suhu tubuh sapi juga diperiksa. 

BACA JUGA:  Seorang Anak di Kaltim Meninggal Dunia Diduga Hepatitis Akut

Ketika suhunya ada yang mencapai 41 derajat Celsius alias sedang demam, maka sampel air liur dan darahnya diambil untuk diteliti lebih lanjut. Sampel darah dan air liur itu dikirim ke Surabaya karena Balikpapan tidak punya fasilitas pemeriksaan darah ternak.

Saat ini di Balikpapan sekurangnya ada 1.100 ekor sapi. Sebagian besar dipelihara oleh para peternak penggemuk, yang untuk selanjutnya dilepas ke Rumah Potong Hewan (RPH), atau disiapkan untuk Hari Raya Idul Adha.

BACA JUGA:  Polemik CSR di Kaltim, Respons Gubernur Kaltim Tegas

Heria menambahkan, sapi yang tertular penyakit mulut dan kuku bisa fatal. Karena mulutnya sakit, sapi akan susah makan.

“Karena susah makan, daya tahan tubuhnya menurun. Sapinya bisa tiba-tiba ambruk dan mati,” kata Heria.

Pada hewan yang terkena penyakit ini, kuku kakinya juga mengalami luka, infeksi, dan membusuk. Ini juga membuat daya tahan sapi menurun dan dapat berujung pada kematian.

Sementara itu, Pemkot terus berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku tersebut. Selain Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan, Wali Kota Rahmad Mas’ud juga melibatkan Dinas Kesehatan.

“Informasi kepada saya, penyakit mulut dan kuku ini tidak menular kepada manusia, tapi kita tetap waspada,” kata Wali Kota Rahmad dalam kesempatan terpisah.

Apalagi tak lama berselang sudah menjelang Hari Raya Kurban atau iduladha.

Juga diketahui, bila hewan penderita penyakit mulut dan kuku masih sempat dipotong, maka selain dari lidah dan bagian-bagian mulut, jeroan atau isi perut, dan kaki, masih bisa dengan aman dikonsumsi manusia.(Ant)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM