Banjir Hari Keempat di Kukar, Bantuan Pemerintah Belum Datang

21 Mei 2022 03:00

GenPI.co Kaltim - Korban banjir di 18 Desa, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara mengandalkan persediaan makanan sendiri. Bantuan dari pemerintah setempat belum datang hingga hari keempat, Jumat (20/05/2022).

Banjir yang melanda sejak Selasa (17/05/2022) itu mengakibatkan 4.910 kepala keluarga (KK) terdampak.

Pada hari keempat ini belum ada tanda-tanda air surut dan saat ini ketinggiannya 50 sentimeter hingga 1,5 meter.

BACA JUGA:  Daerah di Kaltim Ini Dihantui Banjir, Keluhkan Minim RTH

Sebagian besar warga, kini lebih memilih untuk mengungsi, ketimbang bertahan di rumah mereka.

Kapolsek Tabang Iptu Joko Sulaksono mengatakan selama banjir menerjang warga hanya mengandalkan persediaan makanan mereka sendiri.

BACA JUGA:  Produksi Air Bersih di Kota Samarinda Kerap Macet karena Banjir

Kini stok makanan warga mulai menipis dan mereka masih menunggu bantuan tiba.

 "Tapi tadi dapat informasi, kalau Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara rencananya mau kirimkan bantuan ke lokasi banjir di Kembang Janggut dan Tabang. Seperti logistik makanan, obat-obatan dan lainnya. Semoga bisa segera sampai ke warga," kata dia.

BACA JUGA:  Banjir Merendam Ribuan Rumah Warga di Kutai Kartanegara

Saat ini masyarakat masih bertahan dengan persediaan yang masih ada.

"Tetapi karena cuaca seperti ini tidak menutup kemungkinan pendistribusian terhambat," sambungnya.


Dia menjelaskan penyebab terhambatnya pendistribusian logistik ke warga, dikarenakan beberapa titik akses menuju ke desa-desa di Kecamatan Tabang tidak bisa dilalui akibat diterjang banjir.

"Karena memang ada beberapa titik yang sangat deras arusnya, jadi sangat sulit sekali untuk menuju lokasi banjir di sini (Tabang)," jelasnya.

Iptu Joko mengatakan dari data yang dihimpun pihaknya, ada sebanyak 4.910 KK terdampak banjir.

Sebagian besar warga kini memilih mengungsi ke sejumlah fasilitas umum ataupun ke rumah kerabat yang berlokasi di tempat lebih tinggi.

"Saat ini warga mengungsi ke fasilitas yang berada di lokasi tinggi dan rumah warga yang lokasi tinggi.

Kebanyakan warga mengungsi yang tinggal di pinggir Sungai Belayan.

Namun, masih ada sebagian warga yang bertahan di rumahnya untuk menjaga barang-barang berharga mereka," terangnya.

Sementara itu, untuk ketinggian air bervariasi, di kisaran 50 sentimeter hingga 1,5 meter. Pihak Kecamatan, Koramil dan Polsek Tabang saat ini mulai membangun posko pengungsi dan dapur umum, yang berpusat di Desa Bilatalang, Kecamatan Tabang.

"Karena memang, dari 19 desa, hanya desa ini saja yang tidak terdampak banjir karena lokasinya berada lebih tinggi," katanya.(jpnn)

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM