GenPI.co Kaltim - Tanah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara cukup rawan karena didominasi jenis clay shale dengan daya dukung rendah.
Pada kondisi tertutup, tanah itu sangat keras. Namun, tanah akan menjadi lapuk jika ada kontak dengan udara.
Tanah pun sangat tidak stabil di lahan dengan kemiringan yang cukup tinggi.
Tim Ahli Tim Transisi Otorita Ibu Kota Negara Wicaksono Sarosa menjelaskan tingkat kesuburan tanah jenis clay shale rendah.
"Tantangan-tantangan ini perlu dijawab sekaligus menjadi peluang bagi para ahli biologi di Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN," kata Wicaksono, Rabu (10/3).
Pihaknya pun meminta pakar biologi membantu memecahkan permasalahan lingkungan dalam pembangunan ibu kota negara.
Misalnya, menentukan jenis pohon yang paling efektif di perkotaan sebagai penyerap karbon.
Pohon yang ditanam juga diharapkan bisa menciptakan iklim mikro di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Pohon tersebut juga sebaiknya bisa menunjang kehidupan hewan perkotaan, terutama serangga dan burung," ujar Wicaksono.
Dia menjelaskan ada beberapa prinsip yang diterapkan dalam pengembangan IKN sebagai kota hutan.
Di antaranya ialah nol deforestasi, konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan hutan berkelanjutan, dan peningkatan stok karbon. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News