GenPI.co Kaltim - Sungai Tabalar Muara di Kecamatan Tabalar, Berau, menyimpan banyak kisah horor di dalamnya.
Salah satunya ialah kisah tentang buaya yang dianggap sebagai leluhur para warga.
Kepala Kampung Tabalar Muara Jalalludin menyebut buaya di Sungai Tabalar Muara adalah nenek moyang warga.
Menurut pria 74 tahun tersebut, warga setempat pantang menyebut kata buaya.
Sebab, hal itu bisa menjadi pertanda akan ada korban jiwa akibat keganasan buaya di Sungai Tabalar Muara.
Jalalludin mengatakan warga juga meyakini ada berbagai pantangan saat berada di sungai itu.
Misalnya, warga dilarang sesumbar ketika di sungai. Warga pun tidak boleh mandi tanpa busana.
Selain itu, warga juga dilarang mencuci kelambu di Sungai Tabalar Muara.
Cukup? Belum. Masih ada pantangan lain yang dipercaya masyarakat setempat.
Warga dilarang menjadikan panci sebagai gayung saat mandi di Sungai Tabalar Muara.
Menurut warga setempat, apabila dilanggar, semua pantangan itu akan membuat buaya penunggu sungai marah.
“Itu pantangan yang selalu kami pegang teguh sejak dahulu,” kata Jalalludin sebagaimana dilansir artikel JPNN.com yang tayang pada 1 Juli 2019.
Dia menjelaskan warga setempat tidak mau memburu buaya di Sungai Tabalar Muara.
“Masyarakat sini percaya nenek (buaya, red) penunggu sungai adalah leluhur mereka,” ucap Jalalludin. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News