GenPI.co Kaltim - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menargetkan kasus stunting bisa turun pada tahun 2022 ini.
Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi penyakit stunting pada anak ini.
Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Hadi Mulyadi mengatakan untuk menurunkan angka stunting semua sektor harus bekerjasama.
Kemudian melibatkan seluruh lapisan masyarakat, menggerakkan tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, aktivis, dunia usaha, dan organisasi masyarakat.
"Dan yang tidak kalah penting adalah menggalakan seluruh masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat," katanya dikutip dari situs resmi Pemprov Kaltim, Senin (14/02/2022).
Kemudian yang terpenting yakni memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita.
"Dengan dukungan dan komitmen semua pihak kita optimis tahun 2022 ini, kasus stunting di Kaltim bisa ditekan," kata dia.
Dia menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis.
Terutama pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan anak. Stunting juga menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Menurutnya, permasalahan yang menjadi kekhawatiran utama bukan terletak pada ukuran tinggi badan.
Akan tetapi yang mendapat perhatian utama adalah efek yang ditimbulkan dari kasus stunting karena gizi buruk ini.
"Dalam jangka panjang sulit untuk diperbaiki," kata dia.
Hal tersebut menyebabkan gangguan kognitif yang menyebabkan penurunan kecerdasan dan rentan terhadap penyakit, serta berisiko mengalami penyakit tidak menular (PTM) saat dewasa.
Dia menjelaskan, menurunkan angka stunting perlu adanya keterlibatan semua pihak.
Sebab untuk stunting peran sektor kesehatan hanya 30%. Sedangkan 70% harus melibatkan sektor lainnya, seperti sektor pangan, pertanian, permukiman, agama, pendidikan serta sektor lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News