Pesona Wisata Kampung Laut Bontang Kuala, Desa Nelayan di Kaltim

07 Maret 2022 12:00

GenPI.co Kaltim - Kota Bontang di Kalimantan Timur memiliki potensi desa wisata Kampung Laut Bontang Kuala.

Kampung ini kini dikembangkan menjadi objek pariwisata yang menjanjikan yang melibatkan warga setempat.

Warga setempat menjadi pelaku langsung untuk mengembangkan daya tarik wisata di desanya.

BACA JUGA:  Balai Penyuluhan di Kaltim Ini Bakal Disulap Jadi Lokasi Wisata

Keunikan desa wisata ini yakni aktivitas warganya yang masih menjaga keberlangsungan adat, kegiatan budaya, religi, serta hubungan kekerabatan khas nelayan Suku Bugis.

Daya tarik lainnya yakni lokasi Bontang Kuala terletak pada transisi darat ke laut dengan struktur hunian panggung serta struktur jalan dek kayu.

BACA JUGA:  Keren! Anak Yatim Bisa Masuk Kampus di Kaltim Ini Tanpa Tes

Hal tersebut menjadi ketertarikan tersendiri wisatawan untuk datang ke sini.

Data Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bontang mencatat wisatawan yang berkunjung ke wisata ini terus meningkat setiap tahunnya, sejak 2011.

BACA JUGA:  Update Covid-19 Kaltim, Kasus Baru Turun Drastis

Puncaknya pada 2019 lalu, membukukan angka kunjungan mencapai 30 ribu wisatawan sebelum dihantam pandemi COVID-19.

Ada dua kegiatan penting, yaitu aktivitas manusia yang berada di atas perkampungan laut, serta terdapat kawasan konservasi mangrove yang berwawasan lingkungan.

Sebagai akses aktivitas manusia, jalan di sepanjang permukiman warga dibuat jembatan kayu terpanjang.

Semua tiang hingga papan jembatan dibuat seluruhnya dari kayu ulin, satu jenis pohon kayu khas Kalimantan.

Wisatawan semakin dimudahkan dengan pembenahan akses jalan kendaraan roda empat, perluasan lokasi parkir, dan pembangunan terminal yang terletak di depan pintu masuk permukiman Bontang Kuala.

Apalagi saat ini tersedia resort yang bisa disewa untuk mereka yang berminat bermalam di destinasi wisata bahari ini.

Wisatawan juga dapat membeli produk-produk ekonomi kreatif kuliner atau kriya di kios-kios yang dikelola masyarakat setempat.

Tentu saja hal tersebut tak hanya memuaskan wisatawan yang datang, tetapi juga memberi pemasukan tambahan bagi penduduk Kampung Laut Bontang Kuala dan meningkatkan sektor ekonomi bagi destinasi wisata setempat.

Bontang Kuala, pelopor desa wisata di Kalimantan Timur juga berpotensi menjadi kawasan ekowisata yang mendukung pelestarian lingkungan.

Konservasi alam berupa hutan mangrove yang ada di kawasan Kampung Laut Bontang Kuala sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah.

Konservasi mangrove-nya merupakan bagian dari Taman Nasional Kutai yang didiami beragam satwa, seperti elang bondol, kuntul perak, raja udang, bekantan, kera ekor panjang, dan sebagainya.

Hutan bakau ini menyediakan jalan setapak sepanjang 3 kilometer, termasuk membangun menara pandang setinggi 20 meter.

Dari menara ini wisatawan dapat melihat Selat Makassar secara langsung.

Spot ini juga menarik saat menjelang matahari terbenam. Senja yang muncul di antara pepohonan bakau, ditambah burung-burung endemik yang pulang ke sarang akan menjadi pemandangan yang menakjubkan.

Sebagai desa wisata, kawasan Kampung Laut Bontang Kuala memiliki pemenuhan infrastruktur yang dinilai cukup memadai dan tertata.
Harapannya destinasi wisata ini dapat lebih dikenal dan melengkapi khazanah wisata tanah air, khususnya di Pulau Kalimantan.

Dengan aktivitas manusia dan konservasi yang luar biasa, semoga Kampung Laut Bontang Kuala dapat mengikuti jejak Desa Penglipuran di Bali atau Desa Pentingsari, Yogyakarta, sebagai desa wisata yang diakui dunia.(Kemenparekraf)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALTIM