Masuk Pancaroba, Masyarakat Harus Waspada Demam Berdarah

Masuk Pancaroba, Masyarakat Harus Waspada Demam Berdarah - GenPI.co KALTIM
Penyemprotan antisipasi demam berdarah. Foto: Antara.

Pada fase ini, pasien memerlukan banyak cairan dengan banyak minum atau pemberian cairan infus.

"Jika kebutuhan cairan tidak tercukupi, risiko si kecil mengalami syok yang dapat membahayakan jiwa akan meningkat," kata dia.

Apalagi jika syok tidak teratasi dalam waktu cepat, kemungkinan akan terjadi komplikasi perdarahan hebat yang akan sulit diatasi.

BACA JUGA:  Pemindahan IKN Sudah di Depan Mata, Ini Pesan Gubernur Kaltim

Perdarahan terjadi bukan hanya disebabkan jumlah trombosit yang sangat menurun, tetapi juga disebabkan gangguan fungsi pembekuan darah.

Risiko lain yang dapat terjadi pada fase kritis ini yaitu gangguan kesadaran, gangguan fungsi ginjal, serta gangguan fungsi hati dan organ lainnya.

BACA JUGA:  Imbas Pandemi Covid-19, Angka Kekurangan Gizi di Kaltim Naik

Kondisi ini dapat terjadi pada kurang lebih 30 persen kasus dengue berat.

Pada umumnya, kasus DBD yang ditangani dengan kecukupan cairan dengan baik akan terhindar dari kemungkinan terjadinya komplikasi yang berat. Debbie mengatakan, inilah pentingnya perawatan di rumah sakit.

BACA JUGA:  Simak, Ini 5 Tahapan Pembangunan IKN Nusantara di Kaltim

Fase ketiga yakni fase pemulihan atau penyembuhan, yang biasanya terjadi pada hari ke 6-7.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya