Dokter Beberkan Mitos Seputar ASI yang Beredar di Masyarakat

Dokter Beberkan Mitos Seputar ASI yang Beredar di Masyarakat - GenPI.co KALTIM
Dokter Beberkan Mitos Seputar ASI yang Beredar di Masyarakat. Foto: ANTARA/Shutterstock/Golfx.

GenPI.co Kaltim - Masyarakat masih ada yang percaya bahwa air susu ibu tidak cukup mengenyangkan bagi bayi. Padahal anggapan tersebut hanyalah mitos.

Dokter spesialis anak dr. Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., mengatakan ada banyak mitos-mitos menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua khususnya nenek dan kakek.

Untuk itu, edukasi atau pemberian informasi kepada para nenek sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.

BACA JUGA:  Pembangunan IKN Nusantara Jangan Lupakan Adat dan Budaya Kaltim

 

Dia mengatakan Mitos yang paling sering beredar yakni bayi di usia 6 bulan pertama harus diberikan makanan tambahan karena ASI dianggap tidak cukup.

BACA JUGA:  Kelas Dunia, Kutai Timur Bakal Gelar Sail Sangkulirang 2024

"Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, demand and supply. Jadi semakin dikeluarkan, semakin diproduksi. Meningkatkan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui,"dia.

Mitos tersebut diperkuat dengan anggapan ketika bayi menangis setelah menyusu dianggap masih lapar dan gizinya kurang. Maka mereka perlu ditambah dengan makanan lain.

BACA JUGA:  Akhirnya, Kabupaten di Kalimantan Timur Ini Punya BPBD

Padahal bayi menangis tidak selalu karena lapar, bisa saja ada faktor lain seperti diapers-nya yang tidak nyaman, ingin digendong dan lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya