Mengenal Sakit GERD yang Kasusnya Meningkat saat Pandemi

Mengenal Sakit GERD yang Kasusnya Meningkat saat Pandemi - GenPI.co KALTIM
Ilustrasi sakit GERD. Foto: Antara/Shutterstock.

GenPI.co Kaltim - Pada masa pandemi Covid-19, jumlah kasus sakit asam lambung dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) terus mengalami peningkatan.

Fakta itu tercatat dalam studi di Amerika Serikat selama pandemi, penjualan obat antasida atau pereda gejala asam lambung meningkat sangat signifikan.

Penyebabnya yakni banyak masyarakat yang mengalami stres di masa sulit ini. 

BACA JUGA:  Kaltim Dikepung Banjir, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Dikutip dari New York Times, GERD ditandai dengan perasaan terbakar atau panas di bagian perut dan kerongkongan.

Sakit ini menyebabkan penderitanya tidak dapat beraktivitas dengan normal karena asam lambung yang bergejolak terutama pada saat bergerak.

BACA JUGA:  Sosok Orang Kaltim yang Masuk Otorita IKN? Ini Kata Gubernur

Selain memberikan rasa tidak nyaman di area perut dan kerongkongan, penderita juga bisa mengalami rasa ingin muntah, suara yang serak, gangguan di saluran pernafasan, batuk, hingga asma.

Efek dari asam lambung pun akan terasa sangat lama dan sulit ditangani dalam waktu singkat.

Jika terjadi terlalu sering, maka penderita bahkan memiliki risiko tinggi mengidap kanker mematikan yang disebut esphageal adenocarcinoma.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya