GenPI.co 
Dia mengatakan awan arcus terbentuk karena ketidakstabilan atmosfer panjang, atau di pertemuan massa udara dingin yang mendorong massa udara hangat dan lembab.
Fenomena ini biasa terjadi saat peralihan musim hujan ke musim kemarau.
"Biasanya apabila kondisi atmosfernya tidak stabil seperti perubahan kondisi yang sangat panas terus tiba-tiba hujan," terang Riza.
BACA JUGA: Daerah di Kaltim Ini Bakal Menerapkan PTM 100 Persen di Kelas
Gulungan awan kumulonimbus biasanya juga dapat menimbulkan angin kencang dan hujan deras disertai petir.
"Kondisi seperti ini, biasa disertai fenomena angin kencang dan hujan cukup lebat,” imbuhnya.
BACA JUGA: Cuaca Kaltim Hari Ini, BMKG Keluarkan Alarm Waspada
Riza mengimbau masyarakat tidak perlu panik ketika menemukan adanya awan arcus ini.
Namun dirinya meminta masyarakat saat melihat kondisi cuaca cerah di siang hari, tetapi langit gelap ketika sore agar waspada.
BACA JUGA: Kabar BMKG Terbaru, Waspada Potensi Hujan Lebat Hari Ini
"Karena biasanya akan terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang. Jadi masyarakat lebih baik menghindari tempat-tempat yang berisiko seperti dekat pohon besar atau bangunan tidak kokoh," tandasnya.(jpnn)
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Fenomena Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Terjadi di Langit Kutai Kartanegara, Lihat
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
