GenPI.co Kaltim - Para pedagang hewan kurban di Samarinda mendapatkan berkah setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menggila di luar daerah.
Sebab, hewan kurban dari luar daerah tidak bisa masuk Samarinda. Omzet pedagang pun meningkat.
Dafi, salah satu pedagang sapi, mengatakan biasanya ada penjual dari luar daerah yang masuk Samarinda.
“Misalnya, dari Sulawesi. Kebetulan yang biasanya di Jalan A Wahab Sjahranie ada tujuh lapak. Sekarang hanya tinggal tiga lapak,” kata Dafi, Sabtu (2/7).
Dia menjelaskan harga hewan kurban yang dijualnya pun meningkat pada tahun ini.
“Harga sapi kurban mengalami kenaikan kisaran Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per ekor," katanya.
Dafi mengaku dahulu bisa menjual sapi dengan harga paling murah Rp 13 juta per ekor.
Saat ini, dia mengaku harga sapi paling murah di angka Rp 15 juta per ekor.
Dafi mengaku mendapatkan sapi dari pemasok asal Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sapi-sapi yang didatangkan harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan dan dikarantina minimal 14 hari sebelum dikirim.
"Regulasi itu yang membuat harga sapi modalnya menjadi naik dibanding tahun sebelumnya,” ucap Dafi. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News