Dokter Jelaskan Efek Buruk Ibu Hamil Terlalu Gemuk

Dokter Jelaskan Efek Buruk Ibu Hamil Terlalu Gemuk - GenPI.co KALTIM
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Antara/Pixabay.

Bayi dengan berat badan kecil selama dikandung tak akan tumbuh dengan baik, kemudian ditambah dia harus lahir prematur maka menempatkannya pada risiko stunting hingga 7,5 lipat.

"Ini menyedihkan. Gemuk itu bukan hal yang baik-baik saja," tutur Prof. Ocviyanti.

Berat badan ideal ibu untuk memulai kehamilan bila mengambil rerata tinggi badan perempuan di Indonesia yakni 150-160 cm, maka tidak boleh lebih dari 60 kg.

BACA JUGA:  Dalam Sebulan 17 Ribu Warga Sembuh dari Covid-19 di Kaltim

Kemudian, selama kehamilan ibu juga perlu menjaga kenaikan berat badannya. Pada lima bulan pertama kehamilan, bila berat badan ibu sudah normal maka tidak apa-apa jika tak mengalami kenaikan berat badan.

Tetapi bila naik pun diusahakan tak boleh lebih 6 kg sepanjang kehamilannya.

BACA JUGA:  Penajam Paser Utara Usul Puluhan Ribu Sambungan Gas Rumah Tangga

"Kita bukan makan untuk dua orang. Lima bulan pertama kehamilan kalau berat badan normal tidak perlu naik berat badan juga tidak apa-apa. Naik 1-2 kg cukup. Tetapi kalau berat badan berlebih bahkan sepanjang kehamilan tidak boleh lebih dari 6 kg," kata Prof. Ocviyanti.

Berbicara risiko anak stunting, sebenarnya bukan saja berasal dari ibu hamil gemuk dan mengalami kenaikan berat badan tak terkontrol, tetapi juga mereka dengan kekurangan energi kronik (KEK) dan anemia.

BACA JUGA:  Banjir Kutim, Ada Ibu Keguguran hingga Seorang Anak Hipotermia

Data Riskesdas terbaru menunjukkan, sebanyak 17 persen ibu dengan kondisi KEK, sementara anemia dihadapi sekitar 50 persen ibu. "Sudah ada yang kekurusan, kegemukan 30-40 persen, 50 persen ibu hamil anemia, ini jelas berisiko terhadap terjadinya stunting dan kematian ibu," tutur Prof. Ocviyanti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya